Kenapa selama ini aku tidak curiga.“D-dia sering keluar kota bersama bosnya.”
“Cewek apa cowok?” Sita bertanya. Mendengarnya, aku jadi tidak melawan saat Sita menarikku masuk ke dalam kamar.“Aaakkhh…!” disana, aku langsung melenguh dan menutup mata dengan telapak tangan.Bagaimana tidak, di atas ranjang, kulihat seorang laki-laki paro baya sedang duduk santai dengan hanya mengenakan kaos tanpa tambahan apapun lagi sebagai penutup bagian bawah tubuhnya. Bokep Tubuhku gemetar, sementara kepalaku mendongak ke atas dengan mata terpejam.Bang Irul yang rupanya juga tak tahan, segera mencabut batang penisnya dan menyuruhku untuk berbaring di ranjang. Aku sudah sering melihat penis karena aku sudah menikah. Meski ukurannya tidak sebesar milik istrinya, tapi dia terlihat sangat menikmatinya.Ketika kedua payudaraku sudah sepenuhnya berada di dalam ’kekuasaan’ bang Irul, bibir lembut Sita kurasakan perlahan mengecup bibirku.
>