Istri Yitnolah yang menanyakan perihal Bu Susan.“Om, gimana terapinya jeng Susan?”Pak Totok berusaha bersikap biasa, walau dirinya berdebar karena mempunyai pikiran yang nakal terhadap Bu Susan.“Ya kondisinya masih harus pelan-pelan mengurainya. Tolong ambilkan saja minyak urut di kamar depan Mi”.Darmi berlari ke kamar mertuanya. Bokeb Susan menerima air bermantra itu dengan yakin. Hangat dan menenangkan. Gak usah bawa apa apa. Dikocoknya batang kerasnya dengan cd itu. Bunyi yang keras itu mengagetkan kedua insan itu. Pinggangnya yang masih membentuk lekuk walau perutnya mulai membusung. Sial bagi Pak Totok, penisnya semakin menegang tanpa kompromi. Ujung penisnya berdenyut-denyut.Tanpa sadar dia meraba kolornya dan mengurut penisnya dari luar celananya. Setelah itu pikiran Pak Totok cukup kacau. Memang payudara semakin membengkak, tapi itu khan hal yang biasa bagi ibu hamil. Sudah lama dia tidak merasakan ketegangan yang sangat seperti pagi itu. Menantunya itu seorang wanita yang setia pada keluarga dan merelakan tinggal
