Makanya aku tak pernah bercerita pada mbak Lita mengenai ajakan ajakan tidur itu.Sebenarnya pada hari kedua, mbak Lita mulai menyadari kesepianku sendirian di Hotel, dia menawari supaya tidur di rumahnya yang luas dibilangan Menteng tapi aku menolak, begitu juga ketika kutanyakan pada Pak Toni (tanpa setahu mbak Lita tentu saja), dia tidak setuju karena tidak bisa bebas menemuiku sebelum ke kantor dan tak mungkin dilakukan di rumah.Hari ketiga aku sudah tidak tahan lagi dan ingin kembali “berbisnis” di Surabaya, apalagi selama di Jakarta tidaklah jelas bayaran yang aku terima selama melayani Pak Toni dipagi hari, dan yang pasti sudah banyak kerugian karena tidak menerima tamu selama 3 hari selain Pak Toni.Pagi itu pada hari ketiga, setelah melayani suaminya, akupun utarakan rencanaku untuk kembali ke Surabaya sore hari nanti, dia terkejut karena berharap aku bisa tinggal lebih lama lagi, paling tidak seminggu, masih banyak yang ingin ditunjukkan




















