Ibu dari dua anak, yang paling besar duduk di kelas 5 SD sedangkan yang kecil masih kelas 2 SD. Bokep Jilbab/Hijab Mbak Ratih tak bergeming dan terus saja menghisap sampai peju yang dimulutnya pun berceceran. Hingga tiba-tiba ia menggelengkan kepalanya.“Terus kenapa mbak Ratih terdiam dan masih sedih?” tanyaku lagi. Suaminya bekerja sebagai pegawai honorer di sebuah instansi pemerintah sekaligus menjadi penjaga losmen pada malam harinya. Ia mengangkat kepalanya seiring pancaran ayu wajahnya kembali tergambar. Kupasang senyumku sambil menunggu jawaban dari mbak Ratih.“Yang bener mas?” tanyanya seolah tak percaya. Mbak Ratih pun mengurangi tempo hisapannya dan kemudian melepas kontolku dari mulutnya. Kulihat di alroji swiss armyku menunjukkan pukul setengah 5 sore. Jam biasanya mbak Ratih memang bersiap pulang menunggu jemputan.“Kopinya dimeja ya mas … Oya besok apakah saya masih boleh datang mas?” tanyanya.“Iya makasih mbak… tentu boleh donk mbak…tapi sebentar mbak…” kataku.




















