Apa saya sedih atau malu? Bokep china Juragan berdiri di depan saya, mengamati sekujur tubuh saya. Sampai saya ngangkat pinggul saya?“Haahh… haduhh…” Saya tersengal-sengal, sehabis ngecrit, badan saya seperti habis kena setrum atau kesambar petir. Dia nyuruh saya duduk di ranjang. Saya nggak peduli… yang saya pikir cuma kerja seperti ini lebih gampang dapat uang. Basah dan hangat. “Badan kamu bagus, Denok. Haduh, tampang saya pasti sudah ndak karuan. Bapak dan Simbok memanggil saya Denok, itü panggilan biasa üntük anak perempüan di kampüng saya, tapi artinya nggak cüma itü. Kami tak pünya tempat tüjüan, dan üang simpanan kami tak seberapa. Sudah nggak terhitung orang yang membuang benih di dalam rahim saya. Pastinya ada yang melihat dan membantu saya, soalnya saya siuman di rumah sakit. Saya langsung buka pakaian serta sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur tubuh, cuci muka.
