Langkahku semangat lagi. Film Porno Karena itulah, tidak akan hadir kesempatan ketiga. Ia tersenyum. Bagiku itu sudah jauh lebih nikmat daripada bercerita. Tidak pasang wajah perangnya.“Kayak kemarinlah..,” ujarnya sambil mengangkat tabloid menutupi wajahnya.Begitu kebetulankah ini? Sekali. Lalu pijitan turun ke bawah. Ah mengapa begitu cepat.Jarinya mengelus tiap mili pahaku. Betul-betul keras. Tapi belum begitu lama ia pindah ke betis.“Balik badannya..!” pintanya.Aku membalikkan badanku. Ia tersenyum. Tapi eh.., seorang penumpang pakai kaos oblong, mati aku. Ia memulai pijitan. Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing. Come on lets go! Padahal, wajah wanita setengah baya yang di lehernya ada keringat sudah terbayang. Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. “Ini..?” kataku. Aku menurut saja. Dari iramanya bukan sedang berjalan. Dari jarak yang dekat ini hawa panas tubuhnya terasa. Paling tidak aku dapat melihat leher yang basah keringat karena kepayahan memijat. Kesempatan tidak akan datang dua kali.




















