Semakin lama jilatan Pak Martin semakin berani dan menggila. Bokep Mama Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aqu segera keluar dgn berkata tergagap-gagap, “Ti..ti..tak, eh, eng..ggak ngapa-ngapain, kok, Pak. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Sekitar jam 17:45 aqu pamit untuk pulang dan Pak Martin memberi ciuman yg cukup mesra di bibirku. Pak Martin memperingatkan, “Tahan sakitnya, ya, Et”. Mau beli nasi goreng. Pernah Pak Martin menawarkan padaqu untuk mengawiniku bila aqu sudah selesai kuliah nanti, tetapi aqu belum pernah menjawab. Memang tampak Pak Martin hanya mengenakan handuk saja. Kamu tak apa-apa? Sekedar mau tahu aja rumah bapak”. Yg penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan kemaluan guru bahasa Inggrisku itu. Tampak olehku Pak Martin hanya menggunakan handuk dan berkata, “Kita mandi, yuk. Hari ini memang hari yg paling bersejarah dalam hidupku.
>