Itulah Chie. Bokep Jepang Dan karena itu pulalah aku tidak menghajarnya, walaupun itu adalah tujuanku sejak semula. Bibirnya sedikit terbuka. Aku memang malas kuliah, aku harus mengakuinya. “Hihihi, ada Ray.” Chie mencondongkan kepalanya ke depan dari balik pagar dengan sikap manja. “Hadiah ulang tahun yang indah…” tawaku. Jay, kenapa dia bisa setenang itu, kenapa seakan ia tidak mau melihat apa yang sedang terjadi?“Ray, aku sayang kamu,” Chie memelukku dengan kedua lengannya. aku mau keluar..”
“Di dalam, Ray..”
“Jangan!”
Chie mempererat rangkulan kaki-kakinya di pinggulku, mengangkat pinggulnya dan menekannya kuat-kuat, batang kemaluanku sekejap nyeri merasakan tekanan itu, dan tanpa bisa kutahan lagi, kepalaku terangkat dan spermaku tersembur keluar. “Dasar! Kok malam-malam?”
Sejenak keheningan terdengar dari seberang, membuatku bertanya-tanya. Dan perbincangan dengan Chie sebelumnya akan makna keperawanan membuatku semakin hanyut dalam percintaan itu.




















