Salah seorang temannya kemudian menyiram vaginaku, selang itu hanya sedikit masuk saja ke vaginaku, semprotannya lumayan kencang. Gilanya aku malah orgasme begitu pisau itu digesekkan di leherku. Bokep Perempuan itu memang tidak bisa berbicara, tapi dari tatapan matanya aku tahu apa yang ingin dia katakan padaku. Tubuhku yang selama ini aku rawat, yang tidak ada lecet sedikitpun, kali ini dengan kerelaan hati dibikin lecet. Setidaknya makanannya cukup enak. Menjeritpun tidak bisa karena mulutku dilakban.“Hahaha… jangan takut gitu dong Mita sayang… “ Dia kemudian naik ke atas ranjang. Aku tidak ada pilihan lain selain membiarkannya terus menatap tubuhku. Aku pikir aku akan dieksekusi. Jika beneran harus dibunuh sekarang aku bahkan rela, karena pasti aku bakal orgasme dengan kenikmatan tak terhingga saat nyawaku diambil.Tengah malam itu aku kemudian keluar kamar, aku mencari pak Jun.










