Saya mengerti. Air menetes ke dalam alur di kaca jendela saya. Bokep STW Kali ini, saya membuka dua tombol tepat di depan dada besar. “Terima kasih.” Dia bangkit, lalu tersenyum padaku. Dia mendesis. Ya, ke arahku. Mungkin itu hitam. Aku meliriknya sedikit. Jalani momen-momen gila itu. Tentu saja dengan mata tertutup. Saya bergegas bangun. Sangat lambat. Dia terengah-engah. Aku merasuki setiap inci tanganku di dadanya. Mataku juga.Saya melanjutkan kenakalan saya. Saya mendengar dia sibuk dengan anaknya, berbicara dengan suaminya seolah-olah tidak ada yang terjadi antara saya dan dia. Uuuh, lega. Penisku masih menegang luar biasa. Saya segera menjawab. Kali ini cukup panjang. Belum lagi suara-suara para ibu di sebelahku, yang geez, banyak bicara.
