Langsung saja kemaluanku membesar, meradang di balik celana seragamku. Aku naik kembali ke tempat tidur.Tapi aku sudah telanjur tidak dapat tidur. Vidio XNXX Aku tertarik untuk membacanya lagi nanti. Sensasi yang kurasakan bertambah dengan rasa takut ketahuan. Badanku belumlah terlalu besar. Kak Tina nafasnya tak teratur saat membaca bagian yang menceritakan permainan cinta Marisa dengan beberapa laki-laki. Aku mengharapkan segalanya akan terulang kembali. Aku tergerak untuk membacanya.Degh! Aku yang masih bocah terus membacanya. Dia tidak melarang. Orangnya tidaklah cantik, tapi tubuhnya bagus. Otakku terbakar! Apalagi kalau novel-novel erotiknya. “Atau..”, Kak Tina memandangku, lalu tersenyum lebar, “Kamu mimpi basah ya, Sapto?”. Tapi memang celanaku basah sekali. Tangan Kak Tina yang kanan mencengkeram pahaku.
