Dia selalu membelikan baju-baju indah dan boneka porselain untuk dipajang dikamar tidurku. Bokep hot Permainan berakhir.Tapi aku masih mematung di depan kamarnya, memperhatikan Erik dari sebelah pintu yang sedikit terbuka. Tapi Erik menahanku dengan kuat. Aku mulai sedikit meronta sambil berteriak. Aku pun mengikuti permainannya, sedikit takut, sedikit ingin tahu. Tanpa sadar, pipiku sudah dibasahi oleh air mata. Aku akan melakukan apa saja yang kau perintahkan, asal kau tidak membenciku.” Aku masih terisak. Diam-diam, aku kagum dengan penampilan Erik dan Tomi yang sangat menarik. Tapi, aku tidak bergerak sedikit pun. Hari itu, aku mulai merasa bosan di rumah dan Erik belum pulang dari kantor. Kami bertiga sangat bahagia.Aku tidak ingat, bagaimana aku bisa sampai di panti asuhan itu. Dan aku pun bertanya, “Bunda, tamu istimewanya siapa sih?
