Hidungnya yang agak mancung, ia gesek-gesekkan di hidungku, ih geli juga. Bokeb Ratih sangat menyukai sikapku yang melindungi dan menyayanginya. lalu,“ Eh, di mana rumah kamu?, ”.Dia tersenyum,“ Kamu masih inget dengan pertanyaanmu setelah berkelahi barusan ? yah.. Aghhh… kan kasihan Ratih hanya bisa meringis kesakitan.Nah, kalau yang ini, di tempat tidur kami seperti dua orang gila yang selalu tergila-gila. Permainan di beranda pun kami buat berbeda, seperti sepasang kekasih yang tenang saling membelai dan menata taman sambil tiduran di luar.Saat itu kami sangat menikmati tidur di atas rumput yang lembut. Akhh! Kami hanya berjarak berapa inchi saja. BH-nya yang putih kecil, seakan tak mampu menutupinya, kubuka sekalian, dan nampaklah gunung itu atau bisa dikata bukit sajalah.




















