Naralita mengaku puas.Setelah lulus, Naralita menikah dan tinggal di Palembang. “Naralita, kenapa kamu?”
“Lemas, Mas. Bokep Mama ampun.. “Hmm.. enaakk.. Aku bertemu dengan sahabatku Naralita sekarng dia sudah berkeluarga dan menetap di Palembang, suatu hari aku bertemu dengannya lagi saat di maen ke Yogya dengan anaknya yang masih keci dan suaminya, wajah dan bentuk Naralita masih seperti dulu pertma aku kenal dia , kulitnya putih, bibirmya tipis merah merona rambutnya yang panjang, dan tubuh yang terawat.Perjumpaan di Yogya ini mengingatkan peristiwa sepuluh tahun lalu ketika ia masih kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Yogya. Aku telah berada di antara pahanya. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya.




















