“San, gimana perjalanan ke Jakarta? Film Porno Waktu itu aku melihat Santi menikmati pijatanku dan hampir tertidur. Dadaku berdebar kencang, sedikit takut tapi kepingin. Saat itu aku mulai mendengar desahan Santi, “Ahhh.. Pahanya mulus sekali, mulus dan putih. Karena sering tidak ada kesibukan, aku sering nongol dan numpang nonton TV di kamarnya. “Nggak, enak kok”, sahut Santi.Sekitar sepuluh menit kemudian, pijatanku naik ke paha bawahnya. Dari samping aku bisa melihat gumpalan payudaranya. Dari pinggang, aku naik ke atas untuk memijat pundaknya. Pertama-tama, untuk perkenalan, aku akan menceritakan pengalamanku waktu kuliah di Bandung. Sekitar jam 10 malam aku sudah nongol di kamarnya. Atapnya sangat berdebu dan banyak kabel listriknya. Payudaranya tidak terlalu besar (mungkin ukurannya cuma 32) tapi mancungnya minta ampun. Tanpa suara aku berhasil memanjat ke atas. “Tenang aja San.. Putih…, dan Santi cuma diam. Maunya sih ada orang yang terus menemaninya buat main dan curhat.Waktu itu aku




















