Ia tersenyum melihatku.Maaf Mas, sapu tangan saya ketinggalan, katanya.Ia mencaricari. ujarnya.Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Bokep Mama Lalu memegangpahaku, Yang mana..?Yes..! kataku memelas, yasebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan dudukdi tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Tunggu apa lagi. Iatersenyum. Aku tahu di mana ruangannya. Ayo cepat ia hampirselesai membersihkan belakang paha. Tidak akan hadir kesempatan ketiga. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot. Aku menanti dengandebaran jantung yang membuncahbuncah. Ah bodoh. Ah apa saja. Saya bisa masuk angin. Aku tertipu. Kini ia pindah ke paha,agak berani ia masuk sedikit ke selangkangan. Ah masa bodo. ujarnya.Aku makin bersemangat, makin membara, makinterbakar. Wanita muda itu mengikuti di belakang.Kemudian menyerahkan celana pantai.Mbak Wien, pasien menunggu, katanya.Majalah lagi, ah tidak aku harus bicara padanya.
