Apa sekarang nggak Bertungguin teman-temannya?”.“Ah, mendingan juga di sini nemenin Reni. Vidio XNXX pikirku kegirangan.“Boleh aja, apa Albert nggak ada yang nungguin di rumah?”.“Ah, belum kok.” Jawabnya sambil mengerdipkan mata kiri dan tersenyum manis.“OK, aku akan beres-beres dulu yah!”, Kataku sambil melangkah balik ke bilikku.Aku segera mengemasi notebook dan kertas-kertas kerjaku secara terburu-buru. Candanya mengomentari.“Sialan, aku kira kamu akan bilang aku seksi, Bert!”, Jawabku menggoda.“Hah? Lelaki itu berbadan besar, tingginya sekitar 180-an lebih tinggi dariku yang tergolong jangkung. Aku tertegun juga ketika melihat kedua puting payudaraku terlihat kemerahan, berdenyut denyut dan mencuat tinggi sekali.Aku segera kembali terpejam ketika mulut rakusnya kembali menyerang kedua payudaraku. Aku merasakan ada gairah yang mendorongku untuk berhubungan lebih intim dengan Albert. Begitu gelinya hingga punggungku terlepas dari sandaran kursi dan melengkung seperti busur panah.Kini lidahnya berpindah ke puting payudaraku yang kiri, mengait-ngaitnya…, Aduuhh aku semakin lupa daratan, Aku nggak tahu kenapa, tapi jilatan




















