Windu berbaring menelungkup di ranjang berlapis seprei putih yang masih bau pewangi. Windu berdiri kikuk di depan pintu. Film Porno “Ehmm… AC boleh…” Windu memberat-beratkan suaranya agar terdengar berwibawa. Ketahuan juga!” Windu mengumpat dalam hati. Sesekali si mungil nyeletuk dengan kata-kata nakalnya. Tubuh kedua orang itu bermandikan keringat. Akhirnya saat itu tiba juga. Ia berjalan gontai. Windu cuma ingin keluar secepatnya dari tempat itu. Ia mulai menurunkan pinggulnya ke bawah mencari batang kemaluan Windu dan siap menelannya. Windu berdiri kikuk di depan pintu. Semuanya tak digubrisnya. Beberapa tetes keringat jatuh di punggungnya. Si mungil meraih lagi batang kemaluan Windu dan mengarahkannya di posisi yang pas dan kembali menekan pinggulnya. Inikan urusan Titi…! Sesekali si mungil nyeletuk dengan kata-kata nakalnya. Windu terus mengocok dan meremas sekuat tenaga. “Mas badannya bagus… Titi jadi terangsang nih!” si mungil mulai mendesah. “Ah!” sejenak Windu terpekik merasakan kehangatan mulut si mungil di batang




















