Aku berpikir, anakku tak puas-puasnya kah menyetubuhi diriku? Semua sudah ditakdirkan oleh Tuhan,” kataku menenangkan jiwanya. Bokep china Dodi mempercepat kocokan penisnya dan memelukku dengan kuat juga, sampai kami sama-sama berteriak kecil penuh nikmat.“Maaaa….”“Ukhhh… sayaaaanngg…”Dan kami sama-sama melepaskan nikmat kami yang tak dapat digambarkan dengan apa-saja. Kami bercerita tentang sekolah cucuku, seakan tak pernah terjadi apa-apa. Andaikan UU tidak melarangnya, aku akan menikahi Mama,” katanya setengah berbisik. Tapi kami tak pernah sepatah katapun bercerita tentang persetubuhan kami. Kini salah satu ujung jarinya sudah mengelus-elus klitorisku dan aku semakin merasakan nikmatnya. Dodi mencium keningku dengan lembut. Dodi diam saja dan tersenyum. Kami melakukannya setiap Senin, Rabu dan Sabtu. Aku diperlakukannya seperti anak kecil, seperti cucu anakku sendiri.
