Semuanya aku simpan di bank. Bokep “Oh, ah..” Nyonya Wulandari mendesis dan menggeliat saat ujung lidahku yang basah kian hangat mulai bermain dan menggelitik bagian ujung atas dadanya yang membusung dan agak kemerahan. Sudah barang tentu Nyonya Wulandari merasa kesepian. Langsung disodorkan padaku. Aku sampai terkagum-kagum, seakan memasuki sebuah istana. Aku melangkah menghampiri. Tapi aku tersenyum dan menggelengkan kepala. Tapi aku tidak pernah memikirkan biayanya. Selembar ijazah SMP yang kubawa dari desa, ternyata tidak ada artinya sama sekali di kota ini. Padahal aku sendiri perlu dikasihani. Kalau memang bisa, kebetulan sekali”, sahutnya.Sesaat aku jadi tertegun. Terbebas dari siksaan batin, akibat terus menerus dipaksa dan didera untuk memuaskan nafsu birahinya yang liar dan brutal. Wanita yang kuperkirakan berusia sekitar tiga puluh delapan tahun itu memandangiku dengan kening berkerut.




















