Ah, peduli amat.Aku kembali menutup mataku. Bokep Live Tidak berasa memang. Aku terpaksa menoleh ke arah mereka. Tapi aku tidak mau mengambil resiko terdengar. Sepanjang jalan ku membuang muka, menatap pemandangan di luar jendela bus.Pesta bujanganku kurasa.Pukul 6.30. Kulirik matanya. Dia berhenti mengelus penisku, membungkukkan sedikit badannya, dan kemudian berusaha melepas kait BHnya di belakang. Adduh, sakit.“Jangan keras-keras …,” aku berbisik sambil membelai rambutnya. Dia tidak meremas, atau menggosok terlalu keras. Oh tidak. Ya, kearahku. Ringan sekali. 4 hari sebelum pernikahanku. Memejamkan mata.Lama sekali. Hujan masih turun, rintik-rintik. aku kembali menutup mataku.Perjalanan ini sesungguhnya bakal menyenangkan, kalau tidak harus mendengar rengekan anak 5 tahun yang sepertinya tidak pernah diam itu. Ohhhh….. Menghayati momen-momen gila tadi. Aku beringsut lagi mendekati tubuhnya. Tanganku bergerak mencari celana dalamnya. Aku terus menggerakkan jariku. BH dan celana dalam. Mungkin cupnya tidak bisa menahan volume payudara sebesar itu.
