masuk! aku pasrah padamu..”
“Aku datang sayang..”
Aku serang bukit belah itu dengan garang. Bokeb Gina mendesis-desis menikmati segala kenikmatan yang barusan kami lalui.Tapi aku masih belum puas malam ini. “Apapun?” tanyaku sekali lagi. Tangannya menjamah tanganku lalu menuntunnya ke arah pahanya yang sekal. Aku permainkan kedua putingnya yang kembali menegang lalu aku jilat perlahan. Gina mengangguk dengan senyum lebar. Bisa buat bahan percobaan! Maka sebagai pelampiasan tangan kananku kembali mengutak-atik goa kenikmatan Gina yang kembali membanjir.“Doon.. “Apapun?” tanyaku sekali lagi. Ayah.”Bosan! Geni abang napsu abang, nyingkriho soko jabang bayine Gina. Kembali aku ingat pergumulanku selama tiga jam bersama Gina. Tanpa basa-basi lagi, langsung saja gadis indo itu aku ajak ke rumahku.Kami duduk-duduk di ruang tamu. Geni abang napsu abang, ngilang soko lebur jiwo. Lalu bibir Gina menurun menjelajahi leher dan dadaku yang berbulu sedikit lebat.“Kamu jantan banget Don,” kata Gina sambil membelai bulu-bulu dadaku.




















