tiap hari “ kata Lidya dengan meracau tak karuan.Penisku tinggal beberapa centi saja, lalu dengan gemas Lidya menyentaknya sehingga kami memekik bersamaan
“Addddduuuuh … enaknya … “ pekik Lidya dengan menarik tanganku agar bisa duduk diranjang,
kuposisikan saat menggeser pantatku serasa sangat diperas dalam vaginanya
“Bisa muncrat nih “ semprotku ngawur
“Awas kalo keluar duluan .. Bokeb keloni aku “ pinta Lidya
“Boleh .. mau muncak .. Lalu Lidya mulai bersuara. “ kata Lidya dengan mengajakku mendayung lebih dalam. Deru nafas tak beraturan memenuhi kami. “Ya setidaknya orang kan banyak nanya berapa ukuran BH Mbak Lidya“ ujarku sambil cengengesan.Bukan marah yang kudapat, namun aku justru dilempari bungkus rokokku. Sesampai di depan bibirnya aku langsung melumat habis bibirnya yang seksi itu. sulit menyakinkan dia deh .. kontol ah … “ ujar Lidya jorok sekali.
