Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Bokep Mama Perhatiannya padaku malah semakin bertambah besar saja. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa karena polos. Waktu itu aku melihat ada kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Setengah mati Bapak dan Ibu membujuk serta menghiburku. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah.Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. Aku ingin mengangkatnya, namun Lidya malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku.
