Kemudian ia meraih bedak powder di atas meja di samping ranjang.“Mas itu mah bedaknya ade. Bokep Montok Siksaan itu baru berakhir saat waktu sudah menunjukkan jam empat subuh. “Ini kamu juga bakal ikut besar.” ucapnya sambil memegang penisku. Ssh.. Kulihat di depanku tertumpuk sejumlah uang pecahan seratus ribu. “Nah, kalau kamu mau jadi tentara kamu harus banyak olahraga dari sekarang, jadi badan kamu akan terbentuk seperti badan Mas Agus.” Dijelaskannya bagaimana ia bisa memiliki tubuh yang dibanggakannya sambil menuntun tanganku di sekitar dada dan perutnya. “Udah, nggak apa-apa, elu nggak perlu takut..” sanggahku sambil tersenyum menenangkan hatinya, akhirnya Lenny pun berjalan dan duduk di sofa tersebut.Sudah lima game berjalan, aku menang dua kali dan kalah tiga kali, membuat aku harus menanggalkan jaket, blouse dan celana panjang yang kukenakan hingga saat itu hanya tersisa bra dan celana dalam saja yang masih melekat di tubuhku.




















