Ummi kan muntah-muntah terus, ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali,” ucap isteriku diselingi isak tangis. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah. Bokep arab Abi tak tahan kalau makan terus menerus seperti ini!” Jawabku masih dengan nada tinggi.Mendengar ucapanku yang bernada emosi, kulihat isteriku menundukkan kepala dalam-dalam. Ketika tahu hal itu, senyum bahagia kembali mengembang dari bibirnya. “Aduh, Mi… Abi kan sibuk sekali hari ini. Hanya ada rasa kesal dan jengkel yang memenuhi kepala ini. Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan pasang itu satu persatu. “Ah, betapa manisnya wajah istriku ketika sedang kegirangan… kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?” sesal hatiku.******Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku. Sungguh, baru kali ini aku melihat isteriku segirang ini. “Ummi… isteri sholihah itu tak hanya pandai ngisi pengajian, tapi dia juga harus pandai dalam mengatur tetek bengek urusan rumah tangga.




















