Asmirandah tak tahan lagi. Bokep Live sayang, Abang juga.. Aku mendengar Asmirandah mendengus pelan.. “ILU Abang.., mimpiin Miranda yaa.., bye”, lalu Miranda menutup telephonenya. oochh.. Segera aku berbalik badan untuk memandangnya lebih jelas lagi adegan itu. Gagang telephone ia jepit di antara pundak dan kepalanya, dua tangan kini ada di dadanya. Sambil tersenyum aku berkata dalam hati, “Pantas saja kamu kecapekan, habis lebih dari 6 kali sih..”. dan turun pelan-pelan sekali. Naik turun seirama nafasnya yang mulai memburu. Aku Abangih terus menghujamkan sejuta kenikmatan. Aku menggeliat-geliat keenakan. Aku paling tahu, Miranda sangat sensitif pada perasaannya yang satu ini. Ketika aku Masuk ke dalamnya, Asmirandah terkejut sejenak sambil tersenyum melihat kejantananku yang sedari tadi sudah mulai mengeras lagi. Harum nafasnya yang menggairahkan itu, tercium jelas di hidungku. Air bak mandi bergejolak hebat, sebagian tumpah ke lantai, menimlbukan suara kecipak yang ramai.
