Namun jepitan kedua paha Pakdhe di sisi wajahku tidak memberiku kesempatan lain.Aku hanya mampu pasrah dengan tetap menjilati batang kemaluan Pakdhe. Kian dekat..Dan akhirnya dengan merintih panjang tubuhku berkejat-kejat seperti sedang terkena aliran listrik. Bokep Montok Lagi-lagi Pakdhe membisikiku kalau rasa sakit itu akan hilang dengan sendirinya. Gerakanku menjadi kian liar. Nikmat sekali rasanya. Tanpa sadar tanganku mencengkeram rambut Pakdhe dan menekankan kepalanya agar lebih ketat menekan bukit kemaluanku.Aku semakin blingsatan menahan rangsangan yang diberikan Pakdhe di selangkanganku. Tanganku secara refleks mulai menyusup kedalam celana dalam memegang vaginaku dan meremas-remasnya. Pusarku dijilatnya dengan rakus lalu lidahnya mulai bergerak turun ke perut bagian bawahku. Aku sendiri selalu betah berlama-lama di depan cermin dengan melenggak-lenggokkan tubuhku memandang dari segala sisi dan mengagumi tubuhku.




















