Tentu saja si wanita kecil nan bahenol itu berteriak, namun Pak Kartolo cepat-cepat minta maaf dan dgn lembut memberi penjelasan:
“E tidak apa-apa, Jum, itu tadi hanya air kembang kok. Bokep Korea sakit Kakek..” tampak wajahnya mengernyit kesakitan. Asap dupa segera memenuhi ruangan kecil itu.“Siapa namamu, Cah Sara?”tanyaku tanpa memandangnya, tetap sibuk melakukan persiapan.“Juminten, Kakek” katanya. Buah dadanya putih sekali, menggelembung di belakang bra yg tampak agak kekecilan itu.(baru 14 tahun kok sudah besar banget ya? Pinggangnya bagus, meskipun agak sedikit gemuk di perut. Dia tidak menjawab, namun nafasnya semakin menaik:
“hegh..eemmh..” erangnya. Dapat mati aku.” Kulihat matanya membelalak penuh kengerian:
“jadi.. aku..aa..” jeritan yg entah apa artinya itu meluncur keluar dari mulut si bahenol, diikuti dgn semprotan cairan dari lobang kemaluannya. Kuelus rambutnya yg sekarang tampak awut-awutan.




















