Terus terang saja Mas Zani kaget,
“Heh! Bokep Montok Sementara Mas Zani sibuk
meremas-remas rambut Yeyen
saking enaknya, aku yang tidak
kuasa menahan nafsu sibuk
meremas-remas kemaluanku sendiri
sambil tetap bersadar di pintu. Tidak kuduga, ternyata taksinya lama
sekali datangnya, kami ngobrol-
ngobrol lama juga. “Hmmhh.., aduh Yen nikmat Yen..”,
begitu rintihan Mas Zani. Lalu aku berkata, “Ah tidak usah
dech, aku di sini saja, lagi tidak mood
ngobrol sama orang-orang itu. Wah,
nekat juga ini anak, pikirku. Aku langsung berjalan
keluar kamar, sedangkan mereka
tidak menghiraukanku sama sekali,
benar-benar gila..! Mas Zani lalu tidur telentang di
ranjang, lalu Yeyen mulai jongkok di
atasnya dan menciumi wajah Mas
Zani, sedangkan Mas Zani cuma diam
saja, matanya merem, tangannya
mengusap-usap punggung Yeyen. Lalu aku berusaha meyakinkan
mereka, “Jangan kuatir lah.., aku
sudah biasa kok ngeliatin ginian..”
Akhirnya setelah beberapa
perdebatan ringan dan berkat
kelihaianku berdiplomasi mereka
mengijinkan juga aku untuk di dalam
kamar saja, tapi dengan syarat aku
tidak boleh macam-macam apalagi
melaporkan ke orang tuanya.




















