Aku tak perduli. Bokep colmek Ia menggeser tubuhnya lebih dekat, hingga dadanya menempel di lenganku. Aku belum pernah bercinta, itu benar. Dengan gerakan yang mengesalkan, ia lalu mendorong tubuhku menjauh menggunakan kedua tangannya. Bibirnya begitu lembut di bibirku. Aku pasti membuatmu sakit.”
“Tak apa-apa juga. Benar rupanya, kau tak bisa berdansa.”
Aku mendengus malu. Tapi begini,” katanya seraya menurunkan lenganku yang terangkat. Hanya sebuah nama, yang dimiliki berjuta-juta orang. Lalu aku terbang ke alam fantasi. Nafsuku sudah sampai ke ujung. Jalanan tampak lengang. Bagaimana aku tidak merasa lucu?” Aku ikut tertawa juga mendengar pemikirannya tentangku. Tapi kerutan di alisnya menghilang, saat lengannya terulur ke arahku. Jemarinya bergerak sedikit lebih cepat, membuatku mengerutkan wajah, menahan nafsuku sendiri. “Hey, jangan kasar-kasar.”
“Maaf..maaf…,” ucapku terbata-bata. Kubungkukkan punggungku, meraih puting buah dadanya dengan bibirku. Aku mengambil tempat satu sekat kursi dari tempat ia duduk.
