Ia masih menatapku tanpa berkata apapun. Dan ianya begitu luar biasa, begitu menantang kelaki-lakianku, membuat darahku mengalir lebih cepat dan lebih cepat. Bokep barat Itu yang kurasakan saat menatap wajahnya. Terhenti karena aku tak ingin melakukan kesalahan apapun. Kurasa ia sibuk memikirkan tentang semua ketidaknyamanan yang telah kutimbulkan, sementara aku sendiri mungkin terlalu malu untuk memulainya. Nafsuku sudah meledak-ledak. Dingin. Masih kudengar ia tertawa di belakangku. Bagiku ini cukup rapi,” kudengar ia berkata dari belakang. Nafasku tercekat saat ia melepas baju putih tipisnya. “Mau minum apa?”
“Air putih,” ia berseru dari ruang tamu. Cepat-cepat kualihkan pandanganku. Bibirku bergerak sendiri meraih bibirnya. Aku terlena saat bibirnya memagut bibirku. Kuraih batang kemaluanku dan menariknya keluar, persis seperti yang sering kusaksikan di film-film blue. Akhirnya kubuka pintu mobil dan melangkah keluar. “aku ingin mengecupmu.”
Kutatap ia dengan alis berkerut. Lalu kudengar langkahnya mendekat. Aku tak tahan lagi.




















