Darah seketika muncrat ke mana-mana. Bokep asia Aku tahu anak itu pasti bekerja di malam begini karena suatu keperluan yang mendesak, atau itu memang pekerjaannya demi membantu biaya sekolah. Aku serius soal ini. “Sudah dapat banyak?”
“Belum. Tidak tampak rasa takut dalam dirinya. Siapalah aku, aku hanyalah tiang listrik yang mengadu nasib di jalan raya.,,,,,,,,,, Dia punya usaha untuk hidup. “Woi!” teriak salah satu anak dari gerombolan itu dengan kasar. Ketika hujan datang, aku membasah. “Woi!” teriak salah satu anak dari gerombolan itu dengan kasar. Dua jam berlalu, baru satu pengendara yang berhasil membeli kantong plastiknya. Aku tidak menyalahkan pengemis-pengemis yang mencari rezeki dengan mengemis, tapi sekali lagi, aku lebih kagum pada anak itu. Seperti biasa, aku berdiri di tempat ini, di dekat tiang nama jalan yang bertuliskan Jalan Merdeka Raya.




















