Juga tas sekolahku, yang membuatku teringat tentang obat perangsang itu. Bokeb Kini Wawan menuruni tangga, rupanya hendak mengajak rekannya kemarin untuk bersama sama menikmati tubuhku.Gawat juga nih. Maka aku diam saja, membiarkan Suwito memuaskan hasratnya untuk menyemprotkan spermanya dalam liang vaginaku. Tapi bukan itu yang harus kupikirkan, maka aku melihat ada apa dengan selangkanganku. Apalagi Wawan dan Suwito ikut menyusu pada payudaraku dengan remasan remasan kecil.Aduh oooh, erangku antara sakit dan nikmat. Setelah jatahku habis, pak Arifin mulai bersiap menggenjotku, sambil bertanya, Non Eliza, non mau nggak kalau nanti saya mengeluarkan peju dalam mulut non?. Waaan.aduuuh.emmpph, Wawan memagutku dengan buas, hingga aku tak bisa lagi bebas melenguh.




















