Naluriku menyuruhku untuk menekan punggungku ke dadanya. Vidio Porno “Sana, Urus sapi”, Usirnya kepadaku. Aku melihat judul novel yang dibacanya. “Ya”
“Kalau begitu, duduklah di pangkuanku”Aku kaget, tapi tanpa berkomentar aku lalu duduk di atas pahanya. Sesekali aku ingin juga membaca novel lainnya, tapi Kak Tina tak pernah mengijinkan aku menyentuh apa lagi membaca novel-novel itu. Aku memandangnya. Tanda kamu sudah dewasa”. Jantungku berdebar kencang. Kelihatannya dia lega aku tak memergokinya. Aku naik kembali ke tempat tidur.Tapi aku sudah telanjur tidak dapat tidur. Aku memanggilnya Kak Tina. Dapat kulihat bulu-bulu yang tumbuh lebat di sana. Aku tak protes. Aku membiarkan saja. Jantungku berdebar kencang. Aku segera menyudahi keasyikanku. Tekanan dada Kak Tina, beradu dengan tekanan punggungku. Mukaku tepat di antara bukit kembarnya, sedang kejantananku tepat di kewanitaannya. Celana seragamku aku rendam di kamar mandi.Aku menuju dapur, lalu makan bersama Kak Tina.




















