Aku tak kuasa menolak saat tangan Pak Toni dengan nakal meremas remas pantatku, jangankan cuma meremas, lebih dari itupun dia sudah melakukan, tapi ini di depan istrinya, nekat juga dia.Alunan musik berubah menghentak ketika mbak Lita meminta suaminya kembali, tentu saja aku harus menyerahkannya, duduk sendirian tentulah akan mengundang mata mata jalang yang banyak beredar di tempat seperti ini. Sedangkan mbak Lita, aku tak pernah lagi mendengar sepak terjangnya ataupun melihatnya di media masa. Bokep indo HP berbunyi saat aku menuju didepan lift hendak turun.“ya Pak, udah sampai sih, ini mau turun kok” jawabku tanpa sadar kalau sebenarnya aku harus naik dan bukan turun.Lift terbuka, ada 2 orang laki laki di dalam, mereka menyambutku dengan senyum ramah cenderung nakal, apalagi sorot mata yang genit melototi lekuk tubuhku. Aku tidak tahu dan tidak mau tahu apakah mbak Lita juga mengalami hal yang sama denganku atau bahkan tidur dengan laki




















