udah biasa ini, mau 6 bulan sudah.““Kalau Mas Imran?” tanyanya yang membuatku ikut membayang sosok yang ia sebutkan itu.“Yah begitulah, masih banyak proyek, lagian dia juga sibuk buat ujian Tesisnya.” ucapku yang kini membayangkan wajah suamiku, Imran (28).“Aduh.. Bokep Tobrut Cleckk.. Nanti memek Ivana lecet, pelan-pelan aja.”“Ia neng maaf-maaf, habisnya udah nggak tahan neng, tapi kalau pelan-pelan entar lama keluarnya loh, nanti kalau pacar neng Ivana datang, malah kena karma, saya yang dipenjarain.”“Bapak sih nggak sabaran, kan udah Ivana bilang besok aja.”“Trus gimana dong neng, tanggung nih.”“Udah nggak apa-apa pak lanjutin aja, Ivana tadi nyuruh pacar Ivana buat ngantarin berkas ke rumah Bu Puri paling 30-45 menit lagi baru sampai sini.”Sebuah percakapan singkat yang dilakukan oleh Ivana dan Pak Yadi ini membuat aku semakin berpirkir kalau apa yang sedang mereka berdua lakukan ini tanpa ada unsur paksaan sedikitpun.Tak seperti diriku saat ini, aku dipaksa untuk tetap diam dan




















