“Ayo kita pulang” aku mengingatkan, jam sudah menunjukkan jam 2 malam. Vidio Sex Lendir kemaluannya mempermudah aku untuk menggosok-gosok jari tengah aku ke kemaluannya, juga kelentitnya. “Ekh..ekh..ekh”.terus menerus suara Diana terdengar keenakan. Lebih gila lagi malahan sekarang dia menutup kedua matanya, sambil berdesis pelan. Rupa-rupanya “perkosaan” aku dgn ibu jari kanan aku memakai pelincir di kelentitnya mengundang kembali klimaks Diana. “Pak, sekalian yg lain, mumpung gratis”. Aku tak berani memeriksanya lebih lanjut. Aku mendadak bengong, selain ruang yg penuh dgn alat elektronik dan hanya ada meja pingpong ini,
hanya ada Aku, Diana dan Pak Sebastian. “ON”…hiduplah alat mahal ini, kita bertiga termangu-mangu didepan alat ini, selain ini untuk pertama kalinya juga perusahaan kita mendapat pesanan alat ini, juga pertama kali Pak Sebastian merakit.
