Sepasang putingnya melesak di
balik daster tipisnya. Bokeb Kak
Tinapun kurasakan menggosokkan tubuhnya ke tubuhku, saat halamannya
sudah sampai ke bagian seru. Sudah pagi”, Guncangan di bahuku membuat aku terbangun.Memang
aku harus bangun pagi. aah, aku semakin deg-degkan. Aku menutup bagian depan celanaku yang basah dengan tas sekolahku. Langsung
saja kemaluanku membesar, meradang di balik celana seragamku. Hanya itu saja. Aku tak berani
bertanya kepadanya. “Atau…”, Kak Tina memandangku, lalu tersenyum lebar, “Kamu mimpi basah ya, Sapto?”. Suatu rasa yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Aku tak protes. Aku
semakin takjub. Aku menikmati
saat itu. Kak Tina membuka lebar pahanya. Tangan Kak Tina yang kanan mencengkeram pahaku. Membasahi celanaku, juga sedikit membekas di
daster Kak Tina. Sesekali aku ingin juga membaca novel lainnya, tapi Kak Tina tak
pernah mengijinkan aku menyentuh apa lagi membaca novel-novel itu.




















