Aku masih mematung. Aku mengurungkan niatku. Bokep Japan Baunya memang agak lain,tetapi mampu membuat seorang bujang menerawanghingga jauh ke alam yang belum pernah ia rasakan.Dik.., jangan dibuka lebar. Tunggu apa lagi. Kali ini lebihbertenaga dan aku memang benarbenar pegal,sehingga terbuai pijitannya.Telentang..! Lha wongMbak Wien menutupi wajahnya begitu. Hitam.Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya.Mau dipijat atau mau baca, ujarnya ramah mengambilmajalah dari hadapanku, Ayo tengkurep..!Tangannya mulai mengoleskan cream ke ataspunggungku. ujarnya.Aku makin bersemangat, makin membara, makinterbakar. Si Junior melemah.Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Sekarang sudahlebih lancar. Yes. Alamak.., jauhnya. Comeon lets go! Lihatlah iatadi begitu teliti membenahi semua perlatannya. Kring..!Mbak Wien, telepon. Hap.Mau pijit lagi..? Wajahku mulai panas. Ya sekarang..! Tapi mengelapdengan handuk hangat sisasisa cream pijit yang masihmenempel di tubuhku. Ia hanyamenampakkan diri separuh badan.Mbak Wien.., aku mau makan dulu. Langkahku semangat lagi.




















