Karena terbawa suasana, kucium keningnya dan dia tersenyum kepadaku. Kudorong tubuhnya ke ranjang sambil terus berciuman. Bokep cina “sammma,” jawabnya lagi sambil menampilkan senyumnya yang bikin makin cinta itu. Benar-benar payudara yang besar dan indah, warnanya kecoklatan dengan puting yang lebih gelap. “celana dalamnya jangan,” tolaknya ketika aku akan menarik lepas celana dalam coklatnya. Tidak lama dia pun kembali ke ruang tengah dengan celana pendek sekitar 20 cm di atas lutut dan kaos ketat. “Jangan protes doang, nih beresin sekalian,” jawabnya seolah protes dengan memasang wajah ngambek, tapi lagi-lagi tetap terlihat manja. Hubungan pacaran kami layaknya gaya pacaran remaja era 90-an, tidak lebih dari nonton bioskop atau makan di restoran cepat saji. Tapi memang setelah pulang sekolah aku sering mampir ke rumahnya untuk ngobrol atau mengerjakan tugas bareng. “Ji, masukin ji, masukin….emmmhhhh,” pintanya. “Jangan cepet-cepet, masih geli,” pesannya.




















