Kaki disandarkan di dinding. Wanita muda itu mengikuti di belakang. Bokep Montok Satu dua, satu dua. Atau jangan-jangan ia tidak masuk ke salon ini, hanya pura-pura masuk. Wanita muda itu sudah keluar sejak melempar celana pijit. Sudahlah. Kerjaan hari ini sudah kugarap semalam. Mungkin sapu tangan ini saja suatu kealpaan. Satu dua, satu dua. Aku tahu di mana ruangannya. Kali ini lebih bertenaga dan aku memang benar-benar pegal, sehingga terbuai pijitannya.“Telentang..!” katanya.Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Ah sialan. Ayo..!“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Ia kerja di sana? Ah, kini ia malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku. Toh, si setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di salonnya.




















