Kami bukan remaja lagi. Bokep arab Air maniku terasa menyemprot-nyemprot di dalam lubang memek Ibu Sela. “Pa jangan ke situ ah…gelii…”, Ibu Sela berusaha menarik kepala saya agar naik lagi ke atas. “Kita barengin keluarnya yok…”, bisikku sambil mempergencar enjotan batang kemaluanku, maju mundur di dalam lubang kewanitaan Ibu Sela. “Ohh… Hatiku melompat kegirangan dan bersorak sorai”. Lalu terdengar erangan nikmatnya,
“Aaaahhhh… saya keluar lagi Paaaak…”, Kemudian dia ambruk di dalam dekapanku. “Aduh Pak…ini diapain ? Sekarang ini yang terpenting adalah tubuh Ibu Sela, yang jelas sudah siap diapakan saja. Apakah ini berarti, ah… pikiranku mulai melayang-layang tidak menentu. Kembali kuciumi lehernya yang mulai keringatan, lalu turun… mengecupi puting payudaranya. Salah satu smsnya berbunyi:
“Puas banget… punya saya sampe terasa seperti jebol… punya bapak kegedean sih…”
“Kapan kita ketemuan lagi?”, Kujawab singkat,
“Kapan pun saya siap..”, Satu kisah indah telah tercatat di dalam kehidupanku.




















