“Aah.. Dewi merangkulku dari belakang sehingga buah dadanya yang padat itu menempel erat di punggungku. Bokeb Keduanya bergayut di bahuku dengan buah dada mereka yang montok kenyal itu menempel di lengan kiri dan kananku. “Udah nafsu nih ye”, lanjutnya menggoda. Kamu hebat deh, Yen”, kataku.“Tapi Sabtu malam tetap milikku dan Mei”, katanya. “Udah”, jawaku sekenanya.Segera kedua wanita itu menerkamku di atas ranjang Mei yang lebar dan empuk itu. Rambutnya panjang seperti punya Yen dibiarkan tergerai.Lalu mataku menangkap sosok yang membelakangiku. Bulu-bulu kemaluannya yang hitam lebat itu menutupi sedikit liang nikmat Fenny. Tetapi yang membuatku terkejut ialah caranya berpakaian. Nafsunya yang besar itu seperti tak ada habisnya. Kuarahkan kemaluanku yang sudah menegang dan berkilat-kilat.Ujung kemaluanku menguak perlahan-lahan bibir kemaluannya. Kini aku bersama kedua wanita cantik itu sudah dalam keadaan bugil penuh tanpa ditutupi sehelai benang pun. Aku pun rubuh menindih tubuhnya. Wajah Dewi dan Fenny terlihat sayu karena
