Tak ada maksud apa-apa. Bokep barat Penisku sudah on dari tadi sebenarnya. “Denok, kamu patuh padaku-kan?”, tanyaku. ..aahh…uh…uh…”, hanya itu yang keluar dari mulut Denok. Mbak Ratih lalu berdiri dan menurunkan celana pendeknya, hingga tampaklah olehku CD-nya. “Mbak, keluar nih”, kataku. Ia seakan-akan tak mau melepaskan kenikmatan ini. “Ya Den”, katanya. Mulusnya bongkahan putih itu. Hari itu ndak ada ayah dan ibu. Aku lalu bergelirnya ke perutnya, kuciumi pusarnya, lalu aku tatap wajahnya. Aku tarik dia lalu kubaringkan dia di tempat tidur. “Denok, denok, denok”, kataku. Putingnya berwarna coklat, tapi kulitnya mulus, aku melihat ke bawah. Aku kunci pintu kamarnya lalu melakukan apa yang aku lakukan tadi di sofa.











