Saya menurut saja karena sudah terlanjur percaya. Bokep Tante Saya sempat heran, orang macam apa sebenarnya teman saya ini. Saya memejamkan mata merasakan kehangatan itu. Saya hanya diam terpaku sambil melangkah mundur perlahan. Semua berlangsung begitu saja, sampai akhirnya di kantor kecil itu hanya ada saya, beberapa penjaga malam, dan si pemilik kantor, sebut saja namanya Pak Smith. “Kamu juga, Jen.” saya sudah mulai berani menjawab. Namun ia tetap memeluk pinggang saya dan berbisik di kuping kiri, “Jangan takut, Von. Tiba-tiba ia mencolek bahu saya, “Hi Ivon, lupa sama saya ya?” sapanya dengan bahasa Indonesia. “Lihat nih!” Jenny menunjukkan jarinya yang dibasahi oleh lendir kental bening, banyak sekali, “Kamu udah terangsang banget ya, Von?”
“Gimana nggak terangsang?” tanya saya balik, “Abis kamu gituin sih.”
Jenny tersenyum sekilas, lalu membenamkan wajahnya di selangkangan saya.
