Waduh, mati aku. Bokep Indonesia Ternyata, pembungkus benda tersebut sangatlah banyak, sehingga saya pusing untuk membukanya satu persatu. Keesokan harinya, aku terbangun di atas tempat tidur. Aku ini tidak pernah berbohong, jangan macam-macam kamu!” kata Fahris. Kulihat Fahris mulai membuka kantongan tersebut, dan: “Lihat, sekarang kamu percaya kan? Setelah sekian lama, saya hanya menunggu sang waktu berlalu. Tetapi saya sempat bertanya keheranan “siapa dan untuk apa ini?”. Aku tidak mungkin mengatakan bahwa aku membedakan sesama manusia (dalam arti Gloria dan NT). “Iya, sejak kecil, aku suka sekali berpetualang, jadi, kamu kan juga sama, mari kita satukan hobi kita bersama.” jelasnya. Aku pikir Paralyzenya sudah sembuh. Karena merasa tidak sopan, maka kukembalikan lagi kepada tempatnya.
