Entah mengapa, ketika menatap mata Eksanti yang sayu itu, pikiranku jadi teringat masa-masa indah yang pernah kami alami dulu. Semakin lama aku melihatnya semakin aku berfantasi macam-macam. Bokep Mama Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu,”, jawabku lagi. Eksanti mengerang lirih. Aku mengetuk pintu perlahan sambil memanggil nama Eksanti. Aku menggeleng lalu tersenyum, bahkan aku malah menyuruh Eksanti untuk membuka celana jeans yang dipakainya.Tangan kanan Eksanti berhenti pada permukaan kancing celananya. Tubuhnya tampak semakin seksi saja. Aku menatap wajahnya lagi. Aku membenamkan batang kejantananku kuat-kuat ke liang senggamanya hingga mencapai dasar rongga yang terdalam. Eksanti diam saja. Agak lama aku terdiam. Rambutnya yang basah semakin menambah keerotisan wajahnya.Dengan perlahan tanganku menangkap payudaranya dan mengusap, meremas kuat. Eksanti juga melingkarkan tangannya di pinggangku.




















