Vaginanya yang sudah basah dengan lendirnya semakin basah oleh sapuan lidahku. Pelan-pelan tanganku menarik handuknya turun sehingga terlihat payudaranya yang putih dan indah. Bokep Thailand “Lebih cepat sedikit Ren, ahhh, enak sekali”. Aku suka sekali mencium belakang telinganya karena Evi selalu mendesah hebat kalau dibegitukan. “Kamu masih belum keluar ya Ren? Evi tersenyum saja menjawabnya, “Dah, liat dulu aja” Sekarang aku semakin gelisah dan penisku
semakin menegang. “Panas ya udaranya. Akupun mengatur posisiku. Evi hanya tertawa dan kembali ke kamar mandi. Kamu hebat Ren”. Akupun mengerakkan pantatku maju mundur sambil kulihat Evi memejamkan mata dan mendesah. Setelah 15 menit lidahku mengobok-obok vagina dan lubang kewanitaannya, tubuh Evi pun menegang disertai desahan kepuasannya. Akupun mencoba bangkit karena aku tak tahan melihat payudaranya yang putih. Pelan-pelan mulutku mulai turun menciumi perutnya dan akhirnya sampai di liang kewanitaannya.




















