Benar-benar sebuah hidup yang sempurna. Aku melanjutkan tidurku.Tidak berapa lama aku terlelap, aku merasakan kaki anak di sebelahku menyentuh kakiku. Bokep Thailand aku merabanya. Seperti menghayati sesuatu. Item manis sih tepatnya.“Dereng mas, jogja ya? Menanti elusannya.Sepertinya kait BHnya sudah lepas. Si bukit kembar yang kenyal. Temperatur udara dalam bis mulai panas. Ah, peduli amat.Aku kembali menutup mataku. Pura-pura tidur, sambil menutupi dua kancing dadanya yang sudah terbuka lebar.Sial. Tentu saja dengan mata terpejam. Tangan itu mulai menyusuri bukit indah yang tertutup kain, mulai dari tepi. Kupegang ujung roknya dan kunaikkan sedikit ke atas. Tapi ngapain naik bis ya? tapi sweater tadi untuk maksud lain. Selagi dia membuka BHnya, pelahan aku menarik ritsleting celanaku ke bawah. Suara air hujan menderu keras sekali di atas atap. Ibu itu kini sedang sibuk memberikan makan kepada anaknya. Keluarga di sampingku bangkit. Tidak berasa memang. Ya, kearahku. Empat kali.
